Minggu, 26 Oktober 2014

Profil Mentri Pertanian

Kebun Kita - Presiden Joko Widodo menunjuk Andi Amran Sulaimansebagai Menteri Pertanian dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019. Pengumuman dilakukan di halaman Istana Negara, Minggu (26/10/2014).

Berikut ini sosok Amran.

Nama
DR. IR. H. Andi Amran Sulaiman, MP

Tempat, Tanggal Lahir
Bone, 27 April 1968

Jabatan terakhir
CEO PT Tiran Group

Pendidikan:

SD Impres 10 Mappesangka, Bone
SMP Negeri Ponre, Bone
SMA Negeri Lappariaja, Bone
Fakultas Pertanian Unhas 1988-1993 (Penerima Hak Paten/Penemu)
Pasca Sarjana Pertanian Unhas 2002-2003 (Cum laude)
Program Doktor Ilmu Pertanian Unhas 2008-2012 (Cumlaude)

Kursus dan Seminar:

- Presentase Pengendalian Hama Tikus di Istana Presiden, Jakarta 1996
- SUSKALAK-PIM di Pakkatto, Gowa, Sulsel, 1997
- Presentase Pengendalian Hama Tikus untuk Kalteng di Istana presiden, Jakarta, 1999
- Studi Banding di Singapura, 2002
- Seminar Internasional Palm Oil Belt di Malaysia 2002
- Studi Banding di Bangkok, Thailand, 2009
- Kunjungan ke Sutech Engineering Co. Ltd (Perusahaan perakitan mesin pabrik gula) untuk transaksi pembelian Pabrik Gula dan Erawan Power (Pabrik Gula Terbesar di Thailand), 2014

Surat Penghargaan:

- Hak Paten Alat Empos Tikus “Alpostran” dari Menteri Kehakiman RI, 1995
- Surat Izin Khusus Pestisida Tiran 58PS dari Menteri Pertanian RI, 1997
- Surat Izin Tetap Pestisida Tiran 58PS dari Menteri Pertanian RI, 1998
- Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian dari Presiden RI, 2007
- Penghargaan FKPTPI Award tahun 2011 di Bali.
- Surat Izin Tetap Pestisida, Ammikus 65PS dari Menteri Pertanian RI, 2011
- Surat Izin Tetap Pestisida Ranmikus 59PS dari Menteri Pertanian RI, 2012
- Surat Izin Tetap Pestisida Timikus 64PS dari Menteri Pertanian RI, 2012
- Hak Paten Alpostran (Alat Empos Tikus modifikasi) dari Menteri KehakimaN 2014

Keluarga:

Istri: IR. Hj. Martati
Anak:
Andi Amar Ma’ruf,
Andi Athira,
Andi Muh. Anugrah,
Andi Humairah

Dikembangkan, Pertanian Kota di Bandung

Kebun Kita - Bandung mengembangkan pertanian perkotaan. Setiap RW wajib menanam berbagai jenis tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

Meski memiliki julukan kota kembang, dengan jumlah penduduk yang besar dan pembangunan yang pesat, Bandung tak lagi memiliki banyak lahan hijau.

Untuk itu, pemerintah setempat mengembangkan urban farming atau pertanian perkotaan mulai tahun ini, di mana para keluarga di setiap Rukun Warga atau RW wajib menanam berbagai tanaman produktif yang bernilai ekonomis bagi keluarga. 

Tanaman produktif tersebut yaitu termasuk sayur-sayuran seperti tomat, cabe rawit, kangkung, bawang daun, dan caisim.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, Ely Wasliah mengatakan, program yang sepenuhnya diprakarsai oleh pemerintah kota Bandung tersebut akan menyasar seluruh warga. Pemerintah kota sendiri akan memberikan bantuan sarana seperti bibit, pupuk, dan pot-pot atau rak-rak tanaman, ujarnya.

“Dari urban farming ini karena nanti yang akan dikembangkan di sana itu di antaranya adalah komoditas sayuran, jadi kebutuhan pangan sayuran untuk rumah tangga tersebut dipasok dari lahan pekarangannya sendiri. Kami bantuannya nanti dalam bentuk barang, benih, pupuk, juga ada rak-rak vertikultur yang memang cocok dikembangkan di lahan pekarangan,” ujarnya.

Dalam program urban farming, masyarakat dapat bercocok tanam di pekarangan masing-masing dengan memanfaatkan lahan yang ada. Meski lahan yang dimiliki sempit, masyarakat bisa menanam tanaman dengan sistem vertical garden, atau menanam secara vertikal di dinding dengan menggunakan rak-rak tanaman yang disusun berderet.

“Kalau misalnya satu RW semuanya rumah ini mengembangkan urban farming, jadi lingkungan itu akan nyaman, asri, hijau, menambah kontribusi terhadap Ruang Terbuka Hijau, RTH dari privat. Kalau yang di jalan-jalan yang taman-taman kan fasilitasnya RTH umum, publik. Kalau kami RTH privat, RTH yang ada di masyarakat,” ujar Ely.

Jayadi, ketua RW di kawasan Margahayu Raya, Kota Bandung mengatakan, dengan program ini lingkungan warga menjadi semakin hijau dan asri. Warga pun dapat menikmati hasil cocok tanam mereka sendiri.

“Di taman, di halaman rumah masing-masing, di sekolah, dan di tempat olahraga lapangan voli. Lingkungan jadi hijau, bagus dipandang, ada hasilnya, kelihatannya juga indah,” ujarnya.

Warga Kota Bandung pun menyambut baik program pertanian perkotaan ini.

“Untuk nambah-nambah oksigen lah, artinya lingkungan kan jadi tidak terlalu panas. Kalau tidak ada pohon kan kita kepanasan,” ujar seorang warga bernama Umi.
Yang lain mengatakan program ini memudahkan mereka dalam memasak dan membuat lebih hemat.

“Satu hijau; kedua ada manfaatnya seperti tanaman (sayuran), setidaknya kita mengurangi beli di warung-warung,” ujar Eli.

Konsep urban farming telah ada di beberapa negara. Salah satunya di Montreal, Kanada, dengan nama Lufa Farm yaitu konsep pertanian perkotaan di atas atap atau rooftop farming. 

Di Indonesia, konsep urban farming yang diwajibkan untuk seluruh warga baru ada pertama kali di Kota Bandung. Diharapkan konsep ini bisa menjadi budaya baru yang tak hanya bermanfaat secara ekologi tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan estetika.(VOA Indonesia)

Bagaimana Meminimalkan Kandungan Pestisida Pada Sayur dan Buah yang akan Kita Santap?

Jenis pestisida ini menebar racun ke seluruh bagian tanaman, agar tak dimakan hama. Tujuannya, agar tanaman ini bisa dikonsumsi oleh kita.

Petani berusaha menjauhkan hama dari tanamannya menggunakan pestisida. Ada dua cara kerja pestisida terhadap sayuran yang mereka tanam. Yang pertama adalah pestisida kontak langsung. Setelah disemprotkan, serangga akan mati saat memakannya, atau beberapa saat setelah makan. Pestisida jenis ini hanya menempel di permukaan, dan beberapa bisa dihilangkan dengan cara mencucinya di air yang mengalir.

Jenis yang kedua adalah jenis pestisida sistemik. Pestisida jenis ini akan diserap oleh tanaman dan dialirkan ke seluruh bagiannya, hingga hama yang memakannya akan mengalami keracunan. Artinya, pestisida jenis ini berada di seluruh bagian tanaman, mulai dari akar, batang, daun, hingga buah, dan tak hilang saat dicuci.

“Misalnya ada petani yang menggunakan pestisida sistemik dalam proses penanaman wortel,” papar Ahmad Sulaeman, Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi Manusia, Fakultas Ekologi Manusia, IPB. “Pestisida terbanyak akan ada di bagian luar wortel, dan makin ke dalam, kandungannya makin sedikit,” ungkapnya. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa sayur dan buah harus dikupas. “Jangan sayang-sayang, kupas saja banyak-banyak,” tekan Ahmad.

Bahan kimia yang dikandung oleh sayur dan buah yang diberi pestisida selama masa penanamannya, bisa mengalir di tubuh manusia melalui darah dan bisa memengaruhi mata, jantung, paru-paru, perut, hati, lambung, otot, usus, juga otak dan syaraf. Bahkan untuk ibu menyusui, pestisida dapat berpindah kepada bayi melalui air susu ibu, dengan jumlah yang terus berakumulasi.

Cara terbaik adalah mengonsumsi pangan organik, kata Ahmad. “Dengan makanan organik kita tak akan takut lagi dengan zat-zat kimia,” ungkapnya. Di mana kita bisa mendapatkan makanan organik dengan harga yang murah? Temukan jawabannya di Kontradiksi Pangan Organik.(nationalgeographic.co)

Wajah Baru Pertanian Keluarga Australia

Kebun Kita - 16 Oktober diperingati sebagai Hari Pangan Dunia. Tahun ini temanya adalah "Pertanian Keluarga: Memberi Makan Dunia, Merawat Bumi". Australia Plus bertemu dengan beberapa keluarga di Australia, untuk bertanya pendapat mereka tentang pertanian keluarga.

Agustinus Wibowo, asal Medan, tinggal di Adelaide, Australia Selatan bersama istrinya, Henny Chandra dan dua anak mereka, Jeffry dan Kelly. Pada awalnya Agustinus hanya menanam di belakang rumahnya sebagai hobi. Tetapi kini telah menjadi lebih dari sekedar kegemaran, karena kebunnya menghasilkan kebutuhan pangan setiap minggunya.

"Saat kita pindah empat tahun lalu, kebun dibelakang tersebut gundul," ujar Agustinus. "Kemudian saya mencoba menanam beberapa jenis buah-buahan. Ada aprikot, pir, jeruk mandarin, plum, mangga, jeruk limau, cherry, jambu, jeruk purut, pisang, anggur. Kita juga menanam cabai, bit, dan kacang polong."

  Agustinus adalah lulusan sarjana pertanian dan sekarang bekerja sebagai tukang kebun panggilan di Adelaide, jadi menanam bukan sekedar pekerjaan, tetapi sebuah kecintaan.

  "Saya menyukai apapaun yang berhubungan dengan alam," ujarnya. "Ada kesenangan saat kita bisa mendapatkan sesuatu yang kita makan dan nikmati."

  Keluarganya pun kita telah menjadikan berkebun sebagai kegemaran.

  "Kita punya empat ayam, itu ide putri saya, Kelly. Ia tidak mau memelihara kucing atau anjing, tapi ayam. Jadi ada sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak, mengambil telur."

  "Awalnya tidak terpikir soal pertanian keberlanjutan, tapi sekarang dengan semua pohon-pohon yang ada, melindungi keluarga kami dari matahari pagi, rasanya lebih nyaman. Baru-baru ini kami juga memasang tangki air, sehingga kita bisa menampung air hujan untuk menyirami tanaman. Ini adalah cara untuk menjaga lingkungan, di saat yang bersamaan menghemat pengeluaran," ujarnya.

Steven Zezos dan keluarganya memiliki perternakan di kawasan Tallarook, Victoria. Mereka memelihara ayam, sapi, dan babi, yang juga dipasok ke toko-toko daging dan restoran.
  
"Tak ada yang lebih memuaskan selain memilki kehidupan yang selaras dengan alam," ujar Steve. "Langsung berhubungan dengan sumber pangan dan belajar memakan sesuatu sesuai dengan musimnya adalah hal yang sangat berharga dalam hidup ini. Saya melihatnya sebagai bentuk tanggung jawab sebagai seorang ayah untuk mengajarkan anak-anak soal bagaimana makanan mereka dibuat.”
  Steven dibesarkan dengan keluarga peternak dan saat ia kembali menjadi peternak dua tahun lalu, ia mengaku seperti kembali ke asalnya.

  Peternakannya, "Life on the Land", didasarkan pada prinsip-prinsip regenerasi. "Kita perlu berternak dan bertanam yang meninggalkan lingkungan menjadi lebih baik setelah dipakai dan dipanen; lebih subur," katanya.

"Peternakan pun telah menghubungkan keluarga saya dengan cara yang spesial, setiap makanan yang kita konsumsi memperbarui tanah yang kita gunakan."

  "Dan menjadi kepuasan tersendiri saat konsumen mengatakan daging ayam, sapi, dan babinya adalah yang paling terenak, yang pernah mereka makan. Untuk memproduksi pangan, tanpa bahan kimia, bagi kesehatan warga adalah hal yang menyenangkan bagi kami, sebagai petani."

Loraine Gilmore adalah peternak generasi ketiga di Benambra, sekitar 430 kilometer dari Melbourne. Peternak wanita ini memiliki lebih dari 200 sapi dan lebih dari 120 domba di peternakannya yang seluas lebih dari 161 hektar.
  
  "Menjadi peternak bisa sulit, tetapi saya mencintai pekerjaan ini," ujar Loraine. "Mungkin kini kita tidak sekaya generasi sebelumnya, tapi kita kaya dengan pengalaman."
  Kawasan Benambra memang dikenal dengan hewan ternak berkualitas tinggi, selain juga lelang tahunan ternaknya yang selalu menarik pembeli dari seluruh penjuru Australia.

  Tapi, seperti beberapa kawasan pedalaman Australia, kawasan Benambra juga pernah mengalami kekeringan selama beberapa dekade dan kebakaran semak-semak yang hampir menghancurkan kawasan tersebut dan menyebabkan gunung-gunung menjadi hangus di tahun 2003.

  "Cuaca yang ekstrim semakin sering terjadi," ujar Loraine. "Anak-anak muda sudah meninggalkan kawasan ini, menyedihkan."

  Kini populasinya hanya tinggal 239 orang. Sebuah sekolah dasar bahkan terpaksa ditutup di tahun 2002, karena jumlah muridnya yang terus merosot.

  Kini harapan terbesar Loraine adalah ada satu diantara empat anak-anaknya yang akan meneruskan peternakan keluarga, yang sudah dijalankan turun temurun.

  "Kini mereka telah menikah dan tinggal di kota, tapi saya berharap suatu hari nanti mereka akan kembali," ujarnya.

  John (ZHI Gang) Zhuang dam keluarganya memiliki kebun jeruk limun, atau lemon, di kawasan Lembah Yarra, Melbourne timur.

  Kebunnya ini tercatat menjadi kebun jeruk limun terbesar di Australia. Luasnya mencapai lebih dari 55 hektar dengan 17 ribu pohon jeruk limun. Mereka memasok limun ke jaringan supermarket di Australia. Diantara komunitas Cina, John dikenal dengan sebutan, "Raja Lemon".

"Banyak yang bertanya, kenapa lemon?" ujarnya. "Jawabannya karena lemon bisa menghindari kanker jika dikonsumsi satu setiap hari. Sama halnya seperti ginseng di Cina, jeruk limun pun punya khasiat sakti."

  Sebelum tiba di Australia di tahun 1990, John adalah seorang petani di Provinsi Fujian, Cina.

"Bagi saya, ini adalah hal alami untuk berkebun, Ini bisa saya lakukan lebih baik daripada orang lain," jelas John.

Sebelum pindah ke negara bagian Victoria, John pernah bekerja di kebun buah-buahan di Australia Selatan selama 10 tahun.

"Dimana saja, berkebun selalu membutuhkan usaha, tapi hati saya ada di kebun jeruk limun. Sekarang seluruh keluarga saya semua terlibat."

  Di tahun 2009, kebakaran menghantam kebun buah-buahan milik keluarganya, dan menyebabkan kerugian hingga miliaran rupiah.

  "Sangat menyedihkan," ujar John. "Kita harus menanam lagi selama beebrapa tahun, hampir-hampir memulai bisnis lagi dari bawah." Tapi ia mengaku kini keadaannya sudah seperti semula, bahkan sedang berusaha untuk mengembangkan bisnisnya.

  "Saya percaya dengan masa depan industri pertanian Australia yang cerah. Ada permintaan tinggu dari Cina untuk produk-produk segar Australia, sekarang ini."


  John juga aktif dalam asosiasi petani di Victoria dan ia mencoba membantu para petani lokal untuk mendapat akses memasarkan produknya ke pasar Cina.(ABC Radio Australia)

Menata Perkarangan Rumah Yang Sejuk

(Analisa/Ferdy) TANAMAN HIAS: Kegemaran menanam dan merawat tanaman hias di pekarangan rumah membuat hunian semakin asri dan segar.
Oleh: Ir. Fadmin Prihatin Malau. PEKARANGAN merupakan satu syarat dari sebuah rumah yang sehat dan sejuk. Kini rumah di perkotaan banyak tidak memiliki pekarangan, sebab lahan sangat terbatas, dan hanya memiliki teras rumah merangkap pekarangan.

Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang sering dipagari dan ada yang tidak dipagari, dan biasanya ditanami beranekaragam tanaman berumur panjang dan pendek, tanaman menjalar, memanjat, semak serta terkadang ada ternak.

Bila pekarangan ditata dengan baik akan menciptakan ekosistem yang bermanfaat bagi semua penghuni rumah dan masyarakat sekitar.

Menata pekarangan dengan tanaman sangat baik dan bermanfaat, dan akan menghasilkan lingkungan yang baik, bersih dari sampah basah dan kotoran ternak karena dijadikan kompos sebagai pupuk tanaman.

Pekarangan yang ditata dengan baik dan indah dapat pula menimbulkan kedamaian dan ketenangan jiwa bagi penghuninya serta lingkungan pekarangan itu.

Pekarangan juga wadah penyalur hobi bertanam-tanaman, berkebun, mengoleksi berbagai jenis tanaman, memelihara satwa berupa burung dan jenis hewan lainnya. Selain itu sebagai arena berolahraga ringan.

Memanfaatkan Pekarangan dengan Tepat

Banyak rumah dengan pekarangan memadai tetapi tidak ditata dengan tanaman yang tepat. Sebaliknya rumah dengan pekarangan kurang memadai (sempit) terlihat indah bila dihiasi dengan tanaman yang tepat. 

Pekarangan yang ditanami beraneka jenis tanaman obat-obatan, buah-buahan, sayur-sayuran, bunga akan sangat bermanfaat bagi pemiliknya. Tanaman ini sepanjang tahun akan dapat dikonsumsi. 

Tanaman Berbahaya

Kita juga harus pandai memilih tanaman yang tepat di pekarangan rumah dan memperhatikan manfaatnya. Tidak semua tanaman aman bagi anggota keluarga meskipun terlihat indah, karena ada jenis bunga yang berbahaya.

Kandungan racun bunga Daun Bahagia terdapat pada getah daun dan batangnya, sehingga sangat berbahaya. Jadi tidak baik diletakkan di teras rumah. 
Ada tanaman yang sangat indah dan banyak ditanam di pekarangan, namanya bunga Trumpet Malaikat (Angels Trumpet) atau dikenal bunga Kecubung. Tanaman ini bisa membuat orang mabuk karena memiliki zat Hallucinogen yang dapat menyebabkan seseorang berhalusinasi. 

Bila tanaman ini dibakar, asapnya bisa membuat orang yang menghirupnya mabuk. Dari hasil penelitian bunga Trumpet Malaikat memiliki kandungan atropine hyoscyamine dan scopolamine yang merupakan zat penghilang kesadaran, bersifat addictif, dan bila termakan bisa membahayakan kesehatan.

Bunga lain yang berbahaya adalah bunga Castor dan Beladonna. Bunga Beladonna atau Ceri memiliki buah berwarna hitam seperti anggur. Bila dimakan mulut akan kering, sakit kepala, kesulitan bernafas dan kejang-kejang. Seluruh bagian tanaman ini beracun.

Tanaman Rosario Pea dikenal dengan nama Mata Kepiting atau Jumbie Manik juga memiliki bunga yang indah dan buah seperti tomat berwarna merah muda dengan rasa manis. Racunnya sangat ganas dan bisa mematikan bagi yang memakannya. 
Rosario Pea merupakan jenis tanaman merambat yang biasa dijadikan pagar hidup pekarangan. Di beberapa daerah, anak-anak sering memetik buahnya untuk dijadikan manik-manik sebab warnanya indah. Bunga Wolfsbane, dan Hemlock Air juga berarun.

National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan Associated Landscape Contractors of America (ALCA) dalam penelitiannya terhadap sejumlah tumbuhan tertungkap beberapa tanaman hias mampu menyerap polutan dan gas berbahaya seperti benzena, xylene, formaldehida, xilena, nitrogen oksida dan berbagai bahan kimia lain yang ada di udara.

Bila jenis bunga ini ditanam maka udara di lingkungan sekitarnya menjadi bersih. Tumbuhan lain yang bermanfaat adalah lidah buaya. Tanaman ini dapat menyuburkan rambut, menyembuhkan luka bakar, sebagai bahan industri kosmetik, farmasi, makanan dan minuman kesehatan. Lidah buaya juga dapat menyerap polutan, polusi udara sehingga mampu mampu menetralisir racun benzene dan formaldehida (formalin). Begitu juga dengan bunga lidah mertua (Sansevieria) yang mampu menyerap racun atau polutan berbahaya di udara. 

Tanaman yang memiliki sekitar 70 spesies ini juga bisa menyerap radiasi dari komputer, televisi, handphone. Jadi sangat baik diletakkan di ruangan yang ada perangkat internet, televisi, handphone dengan mempergunakan pot. 

(Penulis adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan, pemerhati masalah lingkungan hidup).



Sabtu, 25 Oktober 2014

Berkebun Dalam Wadah Bahan Bekas

Kebun Kita - Bagi para pecinta kebun mungkin anda bisa tetap berkebun meski tidak punya lahan, nah banyak wadah maupun bahan bekas yang dapat digunakan sebagai tempat untuk menanam sayuran yang bermanfaat diseputaran perkarangan rumah anda. Berikut beberapa wadah tersebut.

1. Pipa plaralon
2. Tong sampah
3. Kemasan botol minuman
4. Bambu
5. Pot bunga
6. Polybak
7. Dan banyak lainnya

Silahkan mencoba

Berkebun Sayur Di Pekarangan Rumah



Kebun Kita - Apakah anda memiliki pekarangan kecil di rumah, namun bingung hendak menanam apa ? Bagaimana kalau anda mencoba untuk bertanam sayur mayur di perkarangan terbatas? Selain ikut berpartisipasi dalam gerakan GO GREEN, terdapat keuntungan-keuntungan lainnya , yaitu ;

1. Selain untuk penghijauan, tanaman sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan sayur

2. Salah satu bentuk penyaluran hobi,

3. Timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran yang
ditanam sendiri .

4. Diperolehnya sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena
penggunaan pestisida yang dapat ditekan semaksimal mungkin

5. Bertanam sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih mencintai alam .

6 Bahkan di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik,menanam sayur mayur di kebun dapat turut membantu perekonomian dalam rumah tangga , bahkan kalau hasilnya lebih, bisa dijual ke pasar

Ada beberapa jenis sayuran yang dapat ditanam dipekarangan , antara lain ;
1. Sayuran buah seperti cabai besar, cabai rawit, kapri, kecipir, tomat, buncis,kacang panjang, terong , mentimun , pare dan paprika .

2. Sayuran daun seperti kangkung, caisim, bawang daun, bayam, kubis, kemangi, seledri, selada,  sawi, dan talas daun.

3. Sayuran bunga seperti kol, brokoli dan bunga papaya.

4. Sayuran umbi seperti wortel, kentang, bawang merah dan bawang putih, bawang bombay, dan lobak serta tanaman bumbu dan empon-emponan seperti temu kunci, kencur, serai, lengkuas dan kunyit yang masih termasuk tanaman sayuran umbi .

Dan ada beberapa model penanaman yang dapat kita lakukan ;

Penanaman Konvensional

Pada model ini hal yang perlu diperhatikan adalah pemilahan areal tanam, persiapan dan pengolahan lahan tanam dan penyediaan bahan tanaman. Pengolahan lahan tanam meliputi pembersihan, pengolahan, pemupukan dan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan. Pencangkulan juga perlu dilakukan untuk menggemburkan lahan. Kemudian dilakukan pemupukan dasar dengan tujuan untuk menambah unsur hara pada tanah dengan cara mencampurkan dan mengaduk pupuk secara merata diseluruh bagian lahan. Pupuk yang sebaiknya digunakan adalah pupuk kandang atau kompos.
Selanjutnya adalah penyediaan bibit , dan tanaman yg dapat diperbanyak dengan bibit adalah ; bayam cabut, sawi, selada, seledri, kemangi, kecipir, bayam dan tanaman sayur kacang-kacangan. Biji atau benih tanaman sayuran tersebut dapat dibeli di toko penyalur benih yang ada. Sedangkan jenis sayuran tradisional seperti daun mangkokan, talas, katuk dan beluntas yang bijinya sulit diperoleh dapat diatasi dengan penanaman secara stek atau umbi.

Dalam praktiknya penanganan biji atau benih tanaman sayuran ini ada dua cara :

1. Disemaikan yaitu sayuran yang sulit berkecambah seperti sawi, seledri, kol, tomat dan cabai

2. Tidak harus disemaikan (bisa langsung disebar atau ditanam di areal tanamnya melalui penugalan dan setiap lubang bisa dimasuki tiga biji). Pada tanaman sayuran stek dan umbi, sebaiknya tidak langsung ditanam, tetapi terlebih dahulu disemaikan di wadah baki atau polibag yang dipindahkan setelah tunas dan akarnya terbentuk cukup banyak.

Ada beberapa tipe pot yang dikenal yaitu pot tunggal, pot horisontal dan pot vertikal.
Pot tunggal umumnya digunakan untuk jenis tanaman sayuran buah dan umbi seperti cabai, mentimun, tomat, buncis, pare, terong, paprika, kacang panjang, wortel, kentang, bawang merah, bawang putih, bawang bombay dan lobak. Pot tunggal dapat dibuat dari tanah liat, semen, kayu, ember, kaleng atau polibag. Yang pada bagian dasarnya telah dilubangi sebagai pengatur drainase air.

Pot horisontal dibagi dua, horisontal tunggal dan horisontal bertingkat yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan pipa PVC, bambu, papan, talang atau balok kayu. Dan digunakan untuk jenis tanaman sayuran bunga dan daun yang mempunyai perakaran dangkal dan sempit seperti kangkung, selada, talas daun, kailan, baby kapri, caisim, bawang daun, kubis, kol dan brokoli. Pot vertikal sama uraiannya dengan pot horisontal di atas.

Juga untuk media tanam haruslah menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman. Persyaratannya adalah : campuran abu sampah dan pupuk kandang, gambut dan pupuk kandang, kompos sampah rumah tangga dan tanah atau pasir, abu sekam dan pupuk kandang, tanah dan sekam serta pupuk kandang, pasir dan pupuk kandang, tanah dan pupuk kandang yang perbandingan campuran media tanam adalah 1:1 atau 2:1, yang terakhir disarankan 3:1.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari bertanam sayuran di pot antara lain :

· Dapat dikerjakan pada pekarangan yang sempit.

· Sebagai alternatif untuk tanah pekarangan yang tidak subur.

· Lebih gampang untuk dipindah tempatkan.

· Lebih mudah untuk menyesuaikan dengan faktor agroklimat (kondisi tanah dan
iklim yang diperlukan tanaman .

· Sekaligus berfungsi sebagai tanaman hias.

Beberapa faktok agroklimat dapat diubah agar sesuai dengan keperluan sayuran yang kita tanam terutama sayuran dalam pot, misalnya jenis tanah, pH tanah, curah hujan dan banyaknya sinar matahari, sedangkan suhu dan kelembaban udara sangat sulit untuk diubah. sebagai contoh media tanam yang terdiri dari campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dapat diatur perbandingannya sesuai dengan keperluan masing-masing jenis sayuran yang ditanam, pH tanah dapat diturunkan dengan menambah kapur pada media tanamnya, atau curah hujan dan sinar matahari dapat diatur banyaknya dengan mengontrol penyiraman dan memberi naungan.

 Suhu dan kelembaban udara hanya dapat diubah dengan menggunakan rumah kaca, sehingga untuk penanaman sayuran di pekarangan, jenis sayuranlah yang disesuaikan dengan kedua faktor tersebut, dimana kedua faktor tersebut sangat terkait dengan ketinggian tempat dari permukaan laut. Karena itu pilihlah jenis-jenis sayur yang dapat tumbuh dengan ketinggian tempat yang sama dengan daerah kita.

Pot yang digunakan harus mampu mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik terutama perakaran.. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.

Ciri-ciri kriteria pot yang baik adalah ;

· Mampu mendukung perkembangan perakaran
· Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berlebih
· Dasar pot yang dipilih, berkaki untuk membantu aerasi dan drainase
· Tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan
· Tidak mudah lapuk dan pecah
· Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap
stabil

Jenis pot yang dapat dipakai dapat berupa pot tanah liat , pot plastik , pot porselin, pot semen,pot ban bekas ,pot kaleng bekas ,dan pot dari anyaman bambu.

Penanaman Vertikultura ,

Penanaman jenis ini sangat bermanfaat dan hemat jikalau kita hidup di daerah yang berpenduduk padat Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa Inggris.Istilah ini berasal dari dua kata, yaitu vertical dan culture. Di bidang pertanian, pengertian verticulture adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau beringkat. Suatu teknik atau cara budidaya tanaman semusim (khusunya sayuran) pada lahan terbatas yang diatur secara bersusun menggunakan bangunan/tempat khusus atau model wadah tertentu dengan menerapkan paket teknologi maju, serta komoditas yang diusahakan bernilai ekonomi tinggi.Mengenai model dan ukuranterserah kreativitas pemesan. Dan dibuat sedemikian rupa, sehingga muat untuk dijejalkan banyak tanaman.

Kelebihannya adalah ;
Lahan yang minimalis dapat menghasilkan hasil yang maksimal Caranya yaitu dengan membuat sebuah rak untuk menaruh tanaman. Tanpa harus menanamnya langsung pada lahan yang ada. Rak tersebut dapat terbuat dari kayu, papan atau bumbu. Bila ingin lebih kuat dapat menggunakan kerangka besi atau stainless steel. Tapi itu lebih mahal ongkos pembuatannya.

Keuntungan yang kedua adalah anti banjir , karena mudah dipindahkan,kalau kerangka bangunannya dibuat tinggi dapat mencegah banjir.
Keuntungan yang ketiga adalah,Penanaman jenis verticultura dapat dipakai untuk menyalurkan kreatifitas dengan mengecat pot dan rak.Boleh juga jika ditambahkan pernak pernik pot, seperti wadah air dibawahnya atau pot-pot gantung.
Vertikultur sangat cocok dipakai untuk budi daya tanaman semusim, misalnya sayur-sayuran.

Selain menanamnya mudah, hasilnya langsung dinikmati. Aneka sayuran yang dapat ditanam antara lain seledri, selada, kangkung, bayam atau kemangi. Pohon cabai, tomat, atau terong, juga mudah sekali tumbuh di dalam pot. Jenis poly bag atau kantung plastik tebal berwarna hitam, dapat menggantikan fungsi pot tanaman.

Sawi dan selada air akan dipanen ketika berumur 40 hari, bayam di usia 28 hari, dan cabai umumnya berbuah saat berumur 3 bulan dan hasil panen yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan cara pertanian yang diolah budi daya bercocok tanam ini, para anggota keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk membeli pupuk. Pupuk alami mampu dibuat sendiri dari sisa-sisa sampah dapur. Potongan-potongan sayuran, kulit buah atau sisa-sisa makanan merupakan bahan organik yang bermanfaat. Yaitu bahan yang mudah terurai oleh tanah dan diperlukan oleh tanaman.

Pembuatannya cukup menimbun di dalam tanah. Dibiarkan terurai selama kurang lebih satu bulan lamanya. Setelah itu dapat dipakai sebagai media tanam. Dengan ditambah oleh campuran pasir, tanah gembur, serta pupuk kompos tadi. Takarannya yang seimbang, yaitu 1:1:1.

Selain kompos, pupuk yang baik adalah pupuk kandang. Biasanya diperoleh dari kotoran sapi, kambing, atau kerbau. Bagi penduduk di sekitar Jakarta, lebih mudah mendapatkannya di toko pertanian terdekat. Kotoran hewan peliharaan seperti ayam, burung, serta kelinci mampu digunakan untuk pembuatan pupuk kandang tersebut. Prosesnya sama seperti pupuk kompos tadi. Dikubur dahulu agar tidak berbau, dan biarkan mikro organisme yang mengurainya.

Kotoran anjing dan kucing kurang cocok dipakai untuk membuat pupuk kandang, Sisa-sisa makanan yang dikeluarkan oleh binatang pemakan rumput jauh lebih baik hasilnya.Terasa lebih asyik dengan menggunakan pupuk buatan sendiri. masalah limbah rumah tangga dan ternak sedikit teratasi. Hasil yang dipetik jauh lebih sehat, karena pupuk yang dipakai adalah alami, tanpa bahan kimia buatan.

Di sisi lain, air yang dipakai untuk menyiram adalah air yang bersih. Berbeda dengan para petani sayuran di perkotaan atau daerah lainnya. Mungkin air yang digunakan adalah air sungai yang kotor dan tercemar. Atau mengandung pestisida hama yang larut dalam air. Tentunya seluruh anggota keluarga tidak mau tercemarkan? Selamat mencoba.(Kompasiana)


Ani Yudhoyono Akan Berkebun

Ani Yudhoyono bahagia melepas statusnya sebagai ibu negara atau first lady Indonesia. Kini, Ani memiliki waktu lebih banyak untuk keluarga dan bisa fokus untuk hobinya berkebun dan fotografi.

"Alhamdulillah, now I have ‎more time for my lovely family, photography dan gardening (sekarang saya punya banyak waktu untuk keluarga tercinta, fotografi dan berkebun)," tulis Ani Yudhoyono di akun instagram-nya aniyudhoyono, Senin (20/10).

Ani Yudhoyono terkenal aktif di dunia fotografi dan media sosial. Hasil jepretan nenek dari Aira dan Airlangga ini mengundang decak kagum follower-nya di social media picture sharing tersebut.

Di Instagram, Ani Yudhoyono memiliki 716 ribu lebih pengikut dengan postingan gambar mencapai 1.554 foto. Selain tanaman, sebagian besar foto yang ditampilkan adalah aktivitas SBY dan keluarga selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden RI ke-enam.

Ani Yudhoyono di Instagram juga mengikuti (following) akun dari kedua anaknya Agus Harimurti dan Edi Baskoro (Ibas) Yudhoyono‎. Selain itu ada juga akun sang menantu Anissa Pohan dan Ruby Alia Rajasa.(
GATRAnews)


Aceh Berkebun; Komunitasnya Para Petani Muda di Aceh






Kebun Kita - Bagi sebagian orang bertani atau berkebun mungkin dianggap sebagai pekerjaan yang tidak berharga. Mereka yang bergelut di bidang ini pun sering merasa kurang pede karena dianggap tidak gengsi.

Sementara yang lain beranggapan sama seperti menekuni hobi yang lain, berkebun juga memiliki segudang manfaat. Aktivitas berkebun dipercaya mampu menghilangkan stres dan membuat seseorang lebih bahagia. Selain itu, hobi ini juga memiliki manfaat secara ekonomis.

Dalam beberapa tahun terakhir ini tren berkebun khususnya di kalangan masyarakat urban semakin diminati. Anak-anak muda banyak yang beralih menjadi ‘petani’ setelah komunitas berkebun ini muncul.

Di Aceh sendiri ada Komunitas Aceh Berkebun, yang menjadi jejaring dari Komunitas Indonesia Berkebun. Kumunitas ini awalnya terbentuk dari gerakan yang dibuat Ridwan Kamil, arsitek yang kini menjadi Wali Kota Bandung. Jejaring Indonesia Berkebun kini tersebar di banyak kota di Indonesia.

Aceh Berkebun terbentuk pada 9 Oktober 2011 lalu dan terdaftar sebagai jejaring Indonesia Berkebun dua hari setelahnya. Komunitas ini didirikan oleh beberapa kalangan muda yaitu Aulia, Diya Dikafathya, Wiza, Waru dan Irwanti.

“Tujuan dibentuknya komunitas ini untuk menyebarkan semangat positif untuk peduli pada lingkungan dan perkotaan, terutama dalam memanfaatkan lahan tidur di kawasan kota agar produktif hijau dan bermanfaat,” kata Pembina Aceh Berkebun, Hijrah Saputra kepada ATJEHPOST.co, Jumat, 24 Oktober 2014.

Kegiatan yang digalakkan adalah tanam semangat, panen hore, pelatihan bikin kompos dan pelatihan kebun di sekolah Fatih Bilingual. Saat ini ada tiga kebun garapan Aceh Berkebun yaitu kebun selada Bahagia di Ie Masen, kebun Cinta di Rumpet dan kebun Bintang di Lambaro.

Yang ditanam adalah jenis sayur-sayuran yang mudah dipanen seperti kangkung, selada, cabe, sawi dan terong. Dengan adanya komunitas ini anak-anak muda khususnya di Banda Aceh dan Aceh Besar diharapkan semangat untuk berkebun. lagipula untuk berkebun tidak dibutuhkan areal khusus, bisa dengan memanfaatkan pekarangan rumah dan lahan-lahan kosong yang banyak terdapat di lingkungan sekitar.

Saat ini anggota komunitas ini ada sekitar 40 orang. Selain terbuka untuk umum cara bergabung di sini juga sangat muda.

“Tinggal follow twitternya di @acehberkebun atau gabung di grup facebook Aceh Berkebun saja, nanti setiap ada kegiatan bisa langsung ikutan,” ujarnya.
Sedikit berfilosofi Hijrah juga mengatakan Aceh tanoh nyang subu, tanoh nyak makmue keuneubah endatu. Dengan memahami filosofi tersebut sudah seharusnya tanah warisan endatu ini dimanfaatkan dengan baik. (atjehpost.co)


Kamis, 23 Oktober 2014

Anak-Anak Blue Dolphin Belajar Berkebun

Kebun Kita - Bagi sebagian anak, 'gardener' (tukang kebun) tentu masih asing ditelinga mereka. Padahal, profesi ini erat kaitannya dengan tanaman dan lingkungan. Tanpa gardener, tentu tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik.
Untuk itulah, pada kegiatan rutin Visit By Professional bulan Oktober ini BlueDolphin PlaySkool Yogyakarta mengundang seorang gardener untuk berbagi cerita mengenai seluk beluk profesinya pada anak-anak Blue Dolphin. "Namun tak hanya itu saja, gardener juga menekankan pentingnya ruang untuk taman di rumah dan sekolah. Karenanya, pada kegiatan ini anak-anak diajari menanam bunga lili bersama-sama," ujar koordinator acara Ester Palupi Utami disela kegiatan, Sabtu (18/10/2014).
Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada anak-anak yang bersekolah di Blue Dolphin PlaySkooltentang profesi gardener dan manfaat berkebun. Selain itu, kegiatan ini sangat atraktif dan menyenangkan karena anak-anak ikut terlibat dan merasakan langsung bagaimana cara menanam tumbuhan dan perawatannya.
"Namun terpenting, kegiatan ini juga mengajarkan anak-anak bahwa mereka harus menyayangi ciptaan Tuhan dengan cara menjaga dan merawat lingkungan dengan baik," imbuhnya.(KRjogja.com)

Semangat Berkebun dalam Media Sosial

Kebun Kita - Project Katalis adalah sebuah platform untuk mempertemukan dan mendorong kolaborasi antara para pegiat gerakan sosial (social movement) dengan para developer aplikasi untuk menciptakan solusi teknologi yang bertujuan mendukung gerakan tersebut memiliki dampak yang lebih besar. 

PROGRAM ini mengambil semangat Sumpah Pemuda yang bertujuan untuk mempersatukan pemuda untuk bergerak menuju Indonesia lebih baik.

Profesi petani kental dengan nuansa pedesaan. Meski begitu, tentu tidak ada salahnya apabila warga kota juga belajar bertani. Terlebih lagi, tidak sedikit lahan tidur atau terlantar di kawasan perkotaan yang seharusnya menjadi lahan hijau dan produktif. 

Ide urban farming pun mencuat hingga terbentuk gerakan Indonesia Berkebun. Komunitas yang eksis di media sosial ini mengkampanyekan urban farming atau bertani di area perkotaan. Lahan tidur yang ada ditanami dengan tanaman-tanaman yang dapat dikonsumsi oleh warga kota.

Baca lebih lanjut di: http://ziliun.com/id/articles/kibarkan-semangat-urban-farming-dengan-indonesia-berkebun 

Semangat positif Indonesia Berkebun telah membuat banyak orang lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan PROGRAM urban farming. 

Indonesia Berkebun mempunyai cita-cita untuk membuat sebuah aplikasi untuk berdiskusi mengenai urban farming, seperti diskusi tentang teknik menanam, merawat, memanen tanaman tertentu, pupuk, dan metode-metode menanam yang lebih mutakhir.

Selain itu, pengguna aplikasi bisa berbagi video, foto, dan kegiatan berkebun mereka dengan teman-teman sesama pelaku urban farming. 

Intinya, aplikasi media sosial untuk urban farmer yang membuat semakin banyak orang tertarik untuk berkebun. Kebayang nggak?

Kalau kamu suka dan percaya dengan visi-misi Indonesia Berkebun, yuk kirim ide aplikasi kamu ke Project Katalis!

Tertarik untuk membantu gerakan-gerakan sosial dalam Project Katalis? Daftarkan diri Anda melalui katalis.ziliun.com.

KompasTekno merupakan rekanan media untuk Project Katalis. Dalam beberapa hari ke depan PROFIL gerakan sosial dalam Project Katalis akan ditampilkan di KompasTekno.

Mendulang Rupiah Dengan Berkebun Lengkuas



Kebun KIta - Budidaya tanaman lengkuas terbilang mudah. Maklum, tanaman ini bisa tumbuh di mana saja, baik daerah dataran tinggi mapun dataran rendah. Tertarik mencobanya?
Siapa yang tidak kenal lengkuas atau laos? Tanaman berimpang ini gampang ditemukan di berbagai daerah. Rimpang lengkuas berserat cukup kuat dengan kulit mengkilap, beraroma khas, dan terasa pedas atau getir jika sudah tua dan tidak enak untuk dimakan.
Namun, rimpang lengkuas menyimpan sejumlah senyawa penting, seperti atsiri, kadien, resin, dan amilum. Selain untuk bumbu, rimpang tanaman bernama latin Alpinia galanga  ini kerap dimanfaatkan untuk pengobatan, seperti mencegah tumor, meredakan radang, diare, bronkitis, hingga menambah nafsu makan.
Salah satu pembudidayanya adalah Siti Raudah. Ia tinggal di Hatungun, Kalimantan Selatan. Ia sudah menanam lengkuas sejak tahun 2010. Ia membudidayakan jenis lengkuas merah di lahan seluas 1 hektare (ha).
Menurutnya, satu rumpun  tanaman lengkuas bisa menghasilkan 10-15 kilogram (kg) rimpang. Jadi, Raudah bisa menghasilkan 12 ton lengkuas basah dalam sekali panen. Rimpang bisa dipanen setelah usia 2,5-3 bulan.
Ia menjual dalam bentuk lengkuas kering seharga Rp 8.500 per kg. "Karena jenis lengkuas merah, yang biasanya pesan adalah perusahaan bumbu masak," kata Raudah.
Dalam sebulan, Raudah bisa menjual 4,5 ton rimpang kering. Jadi, ia bisa meraih omzet sekitar Rp 80 juta.
Pembudidaya laos di Karang Anyar, Jawa Tengah, Utomo Rahardjo, menilai, lengkuas tergolong tanaman yang kuat, bisa tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Ia membudidayakan lengkuas melalui  kelompok tani plasma sejak tahun lalu. "Kami menanam lengkuas dengan sistem tumpang sari dengan tanaman lain seperti jahe dan kunyit," jelasnya.
Jenis yang dibudidayakan adalah lengkuas putih. Utomo mengklaim, pasar jenis lengkuas putih lebih besar ketimbang lengkuas merah. "Lengkuas putih bisa dijadikan bumbu dan obat, sementara lengkuas merah terbatas dijadikan bumbu saja," ungkapnya.
Katanya, budidaya lengkuas putih pun lebih menguntungkan. Untuk menghasilkan 1 kg lengkuas kering hanya butuh 3 kg lengkuas putih bentuk basah. Sedangkan, jika menggunakan lengkuas merah dibutuhkan sekitar 6 kg lengkuas basah.
Utomo memberdayakan 44 petani plasma yang menggarap lahan seluas 60 ha. Setiap pohon bisa menghasilkan 12-15 kg rimpang. Jadi, sekali panen, kira-kira menghasilkan 80 ton lengkuas basah.
Setelah diolah menjadi lengkuas kering, Utomo menjualnya ke pengolahan bumbu dan farmasi. "Beberapa adalah eksportir yang memasarkannya ke Belanda dan India," tuturnya.
Utomo mematok harga Rp 9.000 per kg. Ia mengaku, bisa mengumpulkan omzet Rp 360 juta per bulan.
Raudah menjelaskan, tanaman ini membutuhkan tingkat kelembaban udara yang sedang, dan sinar matahari cukup banyak.
Tanaman lengkuas dapat diperbanyak melalui rimpang atau menanam biji. Raudah lebih memilih budidaya menggunakan potongan rimpang. "Rimpang yang baik untuk dijadikan bibit adalah bagian ujung," papar Raudah.
Potongan rimpang yang sudah tua dan bertunas atau rimpang anakan harus melalui proses penyemaian. Caranya, rimpang tersebut dipotong-potong menjadi beberapa ruas, dengan 2 - 3 mata tunas di setiap potongan. Lalu, potongan itu disemai di atas lapisan jerami atau alang-alang yang dihamparkan di atas tanah. Biasanya, mata rimpang akan tumbuh 1 - 2 cm dalam 3 - 4 minggu.
Sebelum ditanam bibit dicelupkan ke dalam larutan fungisida untuk menghindari penyakit.
Kata Raudah, sebelum bibit di tanam, tanah harus digemburkan dan diberi pupuk kandang dan kompos. Selain itu, tanah sebaiknya disiram air dua kali dalam sehari. "Jika, bibit masih muda, tanah cukup dicangkul tipis, kemudian rimpang bisa langsung ditanam," jelasnya.
Nah, untuk menghindari pertumbuhan tanaman menjadi jelek karena kondisi air tanah yang buruk, maka tanah perlu dibuat menjadi bedengan-bedengan dengan parit air di antara bedengan tersebut.
Lengkuas sudah bisa dipanen dalam 2,5 bulan hingga 3 bulan. Jika terlalu tua, rimpang akan mengandung serat kasar yang tidak disukai pembeli.
Sementara itu, Utomo Rahardjo bilang, perawatan tanaman lengkuas sangat mudah. Bahkan, tidak membutuhkan biaya sama sekali dalam perawatan. Pasalnya, lengkuas tergolong tanaman yang kuat. "Di tanah yang keras pun, lengkuas bisa tumbuh subur," ujarnya.
Menurut Utomo, lengkuas  biasanya ditanam pada awal musim penghujan. Jadi, pada satu hingga dua bulan pertama, kebutuhan air tercukupi. Namun, jika curah hujan tidak tinggi, volume air harus ditambah dengan menyiram lengkuas sekali dalam tiga hari. “Kalau batang sudah tegak, lengkuas tidak perlu sering-sering disiram lagi,” jelasnya.
Katanya, penanaman  rimpang sebaiknya diberi jarak tanam 60 cm - 70 cm.
Utomo menerapkan sistem pertanian organik. Alasannya, biayanya lebih murah karena tak perlu pupuk dan pestisida. “Selama ini belum ada hama yang menyerang lengkuas. Jadi, tidak perlu obat,” imbuhnya.
Waktu panen simplisis rimpang lengkuas di tandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetative seperti daun menunjukkan gejala kelayuan secara fisiologis. Pada keadaan ini rimpang telah berukuran optimal dan umur di lahan 10-12 bulan untuk lengkuas. Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar rimpang dengan garpu atau cagkul secara hati-hati agar tidak terluka atau rusak. Tanah yang menempel pada rimpang di bersihkan dengan cara di pukul pelan-pelan sehingga tanah terlepas.
Setelah panen
1) Pencucian
Rimpang yang telah di hilangkan batang, daun dan akarnya tersebut kemudian di bawa ke tempat pencucian. Rimpang direndam di dalam bak pencucian selama 2-3 jam. Selanjutnya rimpang di cuci sambil disortasi. Setelah bersih, rimpang segera di tiriskan dalam rak-rak peniris selama satu hari. Penirisan sebaiknya di lakukan dalam ruangan atau ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
2) Perajangan
Perajangan untuk mempermudah pengeringan rimpang lengkuas. Jika lengkuas hendak dikonsumsi dalam keadaan segar maka perajangan tidak perlu di lakukan. Dan rimpang dapat segera di manfaatkan setelah di cuci dan ditiriskan. Perajangan dapat menggunakan mesin atau perajang manual. Arah irisan melintng agar sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah. Dan kadarnya tidak menmurun akibat penguapan. Tebal irisan rimpang antara 4-6 mm. Untuk mendapatkan warna dan kualitas lengkus yang bagus, setelah perajangan rimpang lengkuas diuapi dengan uap panas atau di celup dalam air mendidih selama 1 jam sebelum dikeringkan.
3) Pengeringan
Pengeringan rimpang lengkuas dapat menggunakan matahari langsung, alat pengering beretenaga sinar matahari, di angin-anginkan, atau memakai mesin pengeringan.
· Dengan matahari langsung
Pengeringan dilakukan di tempat cahaya matahari langsung. Sistem ini menggunakan waktu yang agak lama tergantung intensitas dan lama penyinaran.
· Pengeringan dengan alat berenergi cahaya matahari
Masih tergantung pada intensitas cahaya dan lama penyinaran, tetapi waktunya relative lebih singkat. Untuk itu, bahan di hamparkan di atas rak pengering.
· Pengeringan dengan mesin
Pengeringan dengan mesin selain lebih cepat juga hasilnya lebih berkualitas. Hal yang perlu di perhatik an dalam pengeringan dengan mesin pengering ini adalah suhu pengeringan yang tepat. Untuk rimpang lengkuas sebaiknya di gunakan suhu pengeringan antara 40-60 derajat. waktu yang dibutuhkan 3-4 hari. (as/kontan)